Dalam warkah terakhir tadi,
Disisip sampul benci rona biru,
Ada tercalit rindu.
Tinta lorekannya mudah,
Lenggok abjad kebiruannya bermadah,
Membaca sambil meluah—
Berkawan dgn sawah—
Sedikitnya aku rasa terbentangnya payah.
Hadir langit membiru gelap,
Sepurnama sedari bendang beratapkan malap,
Cuma hari ini ada bidikan sayu—
Cahaya putih-biru.
Cantik kata-katanya atmosfera melawan,
Membelah uterus sang awan.
Jauh jelmaan jadian,
Depoh deretan dugaan,
Sorok-menyorok di celahan kotak kabus permainan,
Hadir berselang-sambung titisan.
Matahariku,
Hingga bila sayangku—
Yang aku perlu berdiri kaku?
::Jembalanque::
No comments:
Post a Comment